oleh

Masuk Partai Tertentu Bukan Berarti Mengikuti Agama Tertentu

 

Oleh : Bambang Rumnan., SH., MH (Praktisi Politik Hukum)

Politik adalah ilmu strategi memperoleh, mempertahankan dan menjalankan kekuasaan. Tujuan berkuasa adalah guna mengatur, menentukan, dan memastikan tujuan tercapai. Jika ditemui yang buruk maka itu person atau manusianya, bukan disebabkan politik.

Aturan termasuk rambu-rambu agama berperan sangat penting yang sekaligus bersinergi dengan kekuasaan agar tujuan dapat berjalan dengan teratur, terencana, dan tercapai. Selain itu tuntunan agama berperan mencapai keadilan dan mencegah segala bentuk kecurangan (fraud) yang merugikan atau menguntungkan segelintir pihak. Agama menjadi pedoman yang bersifat mengikat dan wajib diikuti sebagai konsekuensi atas keimanan beragama.

Berkuasa itu perkara mulia dan berat, adalah amanah yang dapat membuat seseorang mulia sekaligus hina dengan mudah. Berkuasa itu untuk kepentingan manusia (Umat) bukan buat diri Keluarga maupun kelompok sampai akhirnya terhina dibui.

Ketika 13 tahun di Makkah, umat Islam sama sekali tidak berkuasa dan tidak berpeluang apapun karena semua kendali kuasa berada di tangan kafir Qurays. Pada masa ini dakwah hanya secara verbal, sabar dan tidak reaktif. Bukan berarti mengecilkan peran dakwah secara verbal, atau jalur lain selain kekuasaan.

Hal ini diangkat karena betapa ruginya umat Islam bila sampai alergi dengan politik dan kekuasaan. Coba perhatikan apa yang dilakukan orang kafir Qurays dengan kekuasaannya. Ruang nabi dipersempit, dakwah dihalang-halangi, sahabat yang lemah disiksa, Islam didiskreditkan, bahkan menjelang hijrah ada operasi intelijen upaya pembunuhan terhadap Nabi.

Bandingkan dengan kondisi nabi dan para sahabat saat di Madinah. Meski hanya 10 tahun, tapi mereka memiliki kekuasaan. Adanya piagam Madinah, ekspedisi jihad yang terus bergulir hampir 3 bulan sekali, korespondensi dengan penguasa internasional, misi perjanjian damai, bahkan jumlah umat Islam yang meledak pada Fath Makkah (Pembebasan Makkah) adalah bukti konkret bagaimana politik dan kekuasaan yang dijalankan dengan benar memiliki dampak besar dalam menciptakan perubahan.

Disadari atau tidak betapa besar peran penguasa dengan kekuasaannya dalam menciptakan perubahan. Berbagai aktivitas politik dilaksanakan oleh Rasulullah ketika itu, mengutus duta negara untuk menjalin hubungan dan menyebarkan dakwah ke berbagai negara lain, menerima ba’iat, menerima utusan, mengangkat hakim, melakukan perjanjian dengan berbagai pihak (termasuk dengan kaum Yahudi dan masyarakat Quraisy), mengutus mata-mata, melakukan gencatan senjata. Berbagai peristiwa tersebut adalah segelintir jejak aktivitas politik Rasulullah.

Maka tidaklah heran, ketika kita menemukan bahwa Islam sejatinya telah mengatur berbagai urusan kenegaraan, seperti ijtihad, baitul maal, hudud-jinayat, zakat, jihad, dakwah, dan lain sebagainya. Berbagai hukum tersebut tidak dapat ditolak keberadaannya, tidak lain adalah untuk menerapkan syariat Islam terutama berbagai urusan yang tidak dapat ditangani oleh individu. Akibat aturannya yang telah menyeluruh, maka memisahkan politik umat Islam dari kehidupan dan agama sama saja dengan menghancurkan Islam, baik sistem, hukum, maupun peradabannya.

Islam dapat bangkit melalui kesadarannya atas berbagai aktivitas politik, saat ini ada upaya nyata menjauhkan kesadaran politik dari umat. Masyarakat berfokus hanya pada urusan-urusan ibadah ritual. Makna politik kemudian dipersempit, sehingga politik dianggap bertentangan dengan agama, kotor, dan najis. Hal ini tentu menyebabkan umat tidak dapat memahami berbagai strategi politik musuh, sehingga mereka tetap berada di bawah penindasan tanpa tidak mampu menemukan jalan bagi kebangkitannya.

Dampaknya, kemunduran pemikiran umat Islam dapat kita rasakan hingga hari ini. Tidak jarang tokoh masyarakat dan umat keliru dalam memahami berbagai strategi politik musuh. Perlu diwaspadai, bahwa musuh sangat ahli dalam menyesatkan pemahaman, merekayasa peristiwa, dan memalsukan fakta-fakta.

Masuk politk bukanlah mengatas namakan atau sebagai perpanjangan tangan agama. Menjadi anggota partai tertentu atau menjadi pendukung partai tertentu tidak sama dengan menjadi pengikut agama tertentu. Selama partai tersebut memperjuangkan dan melayani umat dan masyarakat dengan programnya tanpa ada penyelewengan, maka lakukan – do it.

Saatnya Umat berbondong-bondong menguasai politik dan kekuasaan, rubah wajah Negeri dan Rakyat _*Menuju SEJAHTERA*_.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru