oleh

Kampanye Makan Siang dan Minum Susu Gratis Dinilai Tidak Realistis

Dalam menjalankan kampanye politik, para calon pemimpin sering kali mengeluarkan berbagai janji yang menarik perhatian masyarakat. Salah satunya adalah kampanye yang menawarkan makan siang dan minum susu gratis 82 juta rakyat. Namun, ketika kampanye ini dilakukan oleh paslon nomor 2 (Prabowo -Gibran) banyak yang meragukan kelayakan dan realitas dari janji tersebut.

Paslon dengan jargon “Koalisi Indonesia Maju” ini mengklaim bahwa mereka dapat menganggarkan 1 triliun rupiah per hari untuk mewujudkan program ini. Namun, klaim tersebut dinilai tidak realistis karena anggaran sebesar tersebut sangatlah besar dan sulit untuk dipenuhi hanya dengan alasan re-cofusing dari anggaran pendidikan.

Dalam mengelola anggaran negara, prioritas utama haruslah diberikan kepada sektor yang paling mendesak dan berdampak langsung kepada masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan pengentasan kemiskinan. Memindahkan dana sebesar 1 triliun per hari untuk makan siang dan minum susu gratis mungkin akan mengabaikan sektor-sektor tersebut, yang seharusnya mendapatkan perhatian lebih besar.

Selain itu, kendala teknis juga harus dipertimbangkan. Dalam mengelola program makan siang dan minum susu gratis bagi seluruh rakyat, diperlukan sistem distribusi yang efisien dan transparan. Hal ini tentu memerlukan biaya tambahan untuk infrastruktur dan tenaga kerja yang tidak dapat diabaikan.

Lebih lanjut, penting juga untuk mempertimbangkan aspek keberlanjutan dari program ini. Apakah anggaran sebesar itu bisa dipertahankan dalam jangka panjang? Bagaimana dengan dampaknya terhadap perekonomian negara? Apakah kebijakan ini dapat mendorong kemandirian dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan?

Dalam hal ini, sebaiknya paslon nomor 2 memberikan penjelasan yang lebih konkrit dan rinci mengenai sumber dan pengelolaan anggaran yang akan digunakan untuk mewujudkan kampanye ini.

Transparansi dan kebijakan yang realistis sangat penting agar masyarakat dapat menilai kemungkinan keberhasilan program ini dalam memberikan manfaat yang nyata.

Dalam menyalurkan aspirasi dan kepentingan masyarakat, penting bagi calon pemimpin untuk menyajikan janji-janji yang dapat dipertanggungjawabkan dan direalisasikan. Kampanye makan siang dan minum susu gratis oleh paslon nomor 2, walaupun memiliki niat baik, tetapi dinilai oleh banyak pihak sebagai tidak realistis dan terlalu berlebihan dalam pengeluaran anggaran negara.

Agar rakyat tidak termakan janji manis tapi palsu, perlu penjelasan secara detail dan kongkrit dari Paslon nomor 2 dalam debat Capres dan Cawapres berikutnya. Dan diharapkan Paslon lainnya dapat memberi kritik dan pandangan mereka.

Perlu diingat bahwa Rakyat Indonesia sudah pada cerdas menyikapi janji- janji manis yang diumbar saat kampanye apalagi jika mengingat janji-janji Nawacita yang diumbar pemimpin saat ini yang manis dimulut tapi pahit ditangan. Semoga rakyat khususnya yang punya hak pilih tidak mudah terjebak dengan janji seperti lagu “Tinggi Gunung Seribu Janji, Lain Dibibir Lain Dihati”. Hahaha.

Penulis Wartawan Senior/Pemred bersimpai.com/WPU berazam.com/Ketua Pro Jurnalismedia Siber ( PJS) Riau.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru