oleh

Warga Desa Pasirringgit Membantah Disebut Pengelolah Pasar Rakyat Preman, Ini Tanggapan Beberapa Tokoh Masyarakat

Inhu, Detaksatu.com – Paska dihantam Hujan lebat diiringi angin puting beliung lapak, pondok bangunan Los Pasar Rakyat Desa Pasirringgit Kecamatan Lirik Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau yang terjadi beberapa minggu kemaren menghancurkan serta berantakan beterbangan sebagian puing puingnya rata ketanah.

Untuk melakukan pembangunan kembali agar pasar rakyat satu satunya di Desa Pasirringgit bisa beroperasi seperti biasa Pemerintah Desa menganti pengelolahnya diputuskan melalui rapat musyawarah yang digelar, Rabu (28/5) digedung Serbaguna Desa Pasirringgit.

Terkait diganti pengelolaan Pasar Rakyat, Tokoh Masyarakat Pasirringgit Tolib Ali terkait kades Sumarji berdalih pengelola pasar diambil alih oleh pemerintahan desa. Sebagai pengelolah serta pendiri pasar terkait kebijakan kades secara mendadak tentu angkat bicara guna untuk meluruskan asal muasal pasar rakyat tersebut. Ujarnya, Minggu (1/6) di Airmolek.

Dijelaskannya sebelum ditingkatkan namanya menjadi pasar rakyat menjelaskan berawal dari berpindahnya jalan raya untuk kendaraan menuju kota rengat pasar lama yang biasa ramai pengunjungnya berangsur-angsur kurang pengunjung oleh pedagang dan pembeli untuk berbelanja dipasar tersebut.

Alasannya pertama pasar lama lokasi tempat lapak untuk berjualan serta parkir kendaraan baik roda dua dan roda empat lainnya juga tidak bisa dan tidak ada tempatnya disebabkan pasar lama sudah banyak ditempati menjadi rumah tempat tinggal oleh pemiliknya.

Dari dasar itulah masyarakat sepakat memindahkan pasar baru di daerah yang lokasinya cukup luas dan layak dijadikan pasar, diawali untuk membangun lapak lapak pondok pondok semuanya dari swadaya masyarakat yang mau mengelola pasar kaget tersebut, sehingga pasar bisa beroperasi sampai sekarang, Ujarnya.

Masih ulas Tolib, Kepala Desa waktu itu Yusman alias Pentong, saya menjabat sebagai Kaur Pemerintahan Desa sedikitpun tidak ada campur tangan Pemerintahan Desa atau Kades ketika itu untuk membangun pasar rakyat di desa Pasirringgit.

Timbul pertanyaan seenaknya kades Sumarji berdalih mengatas namakan Pemerintah Desa mau ambil alih dengan alasan kontribusinya tidak jelas, yang parahnya lagi ada terbit disalah satu media online pengelolah pasar rakyat desa Pasirringgit Preman, otomatis masyarakat keberatan dengan tudingan Oknum Preman tersebut.

Selanjutnya Tolib jelaskan berselang beberapa tahun kedepan barulah sewaktu Camat Lirik Pak Sarman barulah ada dana bantuan pembangunan Los Pasar dari Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu dan diresmikan namanya menjadi Pasar Rakyat, sementara lapak lapak dan penerangan listrik (Mesin Genset) selain los masih dikelolah dari dana swadaya pribadi masyarakat.

Terkait Berdalih dengan beralasan tak berdasar tersebut mendadak langsung ambil alih pengelolaan pasar rakyat Desa Pasirringgit yang digelar setiap Minggu pada hari Senin Malam Selasa, sehingga kebijakan dari kades tersebut menimbulkan pro-kontra dimasyarakat. Kesalnya.

Selanjutnya Mantan Ketua BPD Pasirringgit, Nofiah membenarkan bahwa masyarakat setempat sangat keberatan dalam media dikatakan pengelolah pasar preman dan menanggapi tindakan yang dilakukan oleh Kades sangat bertentangan dengan budaya kearifan lokal didaerah ini.

Semenjak menjadi kepala desa Pasirringgit Sumarji, melanjutkan periode Pertama dan Kedua memimpin desa Pasirringgit tak ada satupun ditemukan program nya untuk mensejahterakan masyarakat.

Menjadi kepala desa tidak memiliki program kerja yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang dilakukan Sumarji sebagai kepala desa Pasirringgit sangat bertolak belakang.

“Bahkan sebaliknya banyak program yang dirancang nya menimbulkan pro-kontra dimasyarakat seperti masyarakat desa sudah dikendalikannya,” Tegas Mantan Ketua BPD.

Dikatakannya banyak program yang sudah dibangun berawal dari swadaya masyarakat salah satunya seperti membuka pasar kaget tidak ada urusannya dengan pemerintahan desa seenaknya kades menganti kepengurusannya tanpa mengundang pengelolah yang lama berarti diduga ada niat busuk dibalik rencana jahat dari kades (Sumarji).

Semua program yang dimotori oleh Sumarji sudah merusak dapat berdampak negatif bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat desa.

Kepala desa memiliki tanggung jawab besar dalam memimpin dan mengelola pemerintahan desa, termasuk merumuskan dan melaksanakan program pembangunan.

Tanpa program yang jelas, kepala desa akan sulit untuk mencapai tujuan pemerintahan desa, seperti peningkatan kesejahteraan masyarakat, peningkatan infrastruktur, dan peningkatan kualitas pelayanan publik.

Lanjut Mantan Ketua BPD itu Menyikapi pemberitaan disalah satu media online (Tidak Benar) warga membantah pasar rakyat dikelolah oleh preman itu terlalu berlebihan, apa yang diberitakan itu sangat cenderung atau condong ke arah pertentangan, melibatkan pertentangan, bersifat kontradiktif setahu warga kades Pasirringgit yang bernama Sumarji setelah lebih dari beberapa dekade tak memberi kontribusi untuk memajukan desa yang dipimpinnya.

Terkait pengelolaan pasar kaget diambil alih pemerintah desa. Langkah ini diambil demi meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PAD), silahkan tapi tak usah merendahkan jasa jasa warga setempat yang sudah punya turun temurun sudah lahir dari datok nenek dan orang tuanya didesa itu disebut preman itu tak tepat sangat melanggar adat istiadat serta budaya kearifan lokal.

Selama ini juga masyarakat tempatan tidak keberatan siapa saja yang memimpin desa Pasirringgit mau suku apa saja seperti Suku Jawa, Minang dan Batak dan banyak lagi suku yang lainnya Monggo silahkan datang ke Desa Pasirringgit tak masalah selagi NKRI.

Selanjutnya Jamaluddin Tokoh Pemuda Desa Pasirringgit keberatan dikatakan preman, berbicara mengelola pasar rakyat yang diperuntukkan hanya 1 kali seminggu digelar pada hari Senin Malam Selasa.

Dijelaskannya untuk awal membangun pondok pondok lapak berjualan juga dari swadaya pengelolah, apalagi diketahui kadang pasar sepi apalagi kalau cuaca hujan tak ada aktivitas jual beli dipasar tersebut tak pantas mengatakan tak jelas kontribusi nya setoran dari pengurus.

Pengakuan pengelolah pasar kalau ada mendapatkan hasil dibagi bagi sedikit banyaknya setoran langsung dengan kades, Sumarji terserah mau diapakannya dana setoran tersebut kami tidak bisa ikut mempertanggung jawabkan nya.

Pada intinya kami warga sangat mendukung pengelolaan pasar rakyat diambil alih oleh Pemerintah Desa Pasir Ringgit tentunya harus dikelolah dengan benar.

“Yang menjadi pertanyaan kok baru sekarang pasar rakyat itu diambil alih oleh pemerintahan desa, kemaren sebelum diluluh lantakan pasar rakyat itu oleh angin puting beliung kemana aja,” Kesal Jamaluddin.

Kepala Desa Pasir Ringgit, Sumarji, menegaskan bahwa pengambilalihan ini bukan untuk memusuhi siapapun, melainkan demi kepentingan masyarakat luas dan masa depan desa. “Sudah terlalu lama desa tidak menerima kontribusi dari pasar ini. Dengan pengelolaan baru, kita harapkan PAD bisa meningkat dan manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh warga,” kata Sumarji.

Dengan terbentuknya kepengurusan baru, pemerintah desa berencana untuk menata ulang sistem retribusi, memperbaiki sarana pasar, serta membuat laporan keuangan secara rutin dan terbuka. Langkah ini mendapat dukungan dari masyarakat yang hadir dalam musyawarah. Jelas Kades. (Editor)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *